Senin, 27 April 2009

Kisah Ahli Tahajud : Kisah Pedang Malam Al Fatih (Sang Pembuka)

Islam menaklukkan eropa, dipimpin oleh seorang pemuda yang sangat saleh, berusia 21 tahun. Namnya Muhammad Al Fatih kesuksesan hidup ia raih, dikenang jutaan manusia sepanjang abad. Harum nama Al Fatih berkat keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya. Umurnya muda remaja semerbak wangi, 21 tahun. Sebagai jenderal beliau memimpin laskar islam menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium, Konstantinopel. Kota ini diubahnya menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih sayang islam di bumi eropa.

Jika saudara bertanya siapakah yang berjasa sehingga kini benih islam tumbuh di jantung eropa, seperti Bosnia Herzegovina, misalnya? Jawabanya, sejarah tak pernah melupakan jasa orang orang turki yang gagah berani. Diantaranya Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun.

Apa rahasia dibalik semua kesuksesan beliau? Ternyata rahasianya beliau sangat kuat shalat malamnya yaitu tahajud. Bukankah Rosululloh SAW menegakkan shalat tahajud sepanjang malam dan setiap hari? Bukankah beliau Rosululloh SAW shalat tahajud merupakan kewajiban yang tak bisa beliau tinggalkan dalam setiap perjuanganya.

Jika sudara bertanya, apakah benar Muhammad Al Fatih sudah melakukan tindakan besar yang megubah sejarah peradaban dunia? Ya, dalam sejarah, hal ini tidak aneh. Bukankah sahabat Rosululloh SAW bernama Usamah juga menjadi panglima perang dalam usia 18 tahun. Sementara yang menjadi prajuritnya adalah Umar bin Khatab sahabat besar Rosululloh SAW. Ini menunjukkan betapa kualitas keimanan dan kekuatan ruhani Usamah menjadi salah satu ukuran yang dipertimbangkan Rosululloh SAW ketika menetapkan Usamah memimpin ekspedisi militer menghadapi kekuatan super power Romawi?

Bukankah dalam usia belasan tahun Usamah bin Ladin bergabung dengan Mujahidin Afganistan melawan super power Rusia. Bukankah dalam usia 17 tahun Ibnul Khatab, warga saudi arabia, (sebelum akhirnya menjadi komandan lapangan di ladang jihad Chechnya, dan menggapai syahid dalam usia 35 tahun April 2002) menerjunkan diri dengan teguh hati ke medan jihad Afghanistan dan mengurungkan niatnya melanjutkan kuliah di Universitas terkemuka di Amerika.

Namun Sang Pedang Malam, orang asia bernama Muhammad Al Fatih merontokkan super power Romawi pada 1453, agak unik. Beliau ahli shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail. Beliau selau kontak dengan energi terbesar di alam semesta ini, Allah SWT. Beliau selalu taqorrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT, The Big Boss of Universe.

Sejak kecil Muhammad Al Fatih dididik oleh seorang wali. Beliau tumbuh menjadi remaja yang memiliki kepribadian unggul. Beliau jadi Sultan, dalam usia 19 tahun menggantikan sang ayah.

Bagaimana sifat Muhammad Al Fatih sehingga beliau mampu memetik keberhasilan dalam hidupnya dengan sangat efektif, merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu. “sifatnya tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan dan mempunyai kemampuan mengawasi diri (self control) yang luar biasa. Kemampuanya dalam memimpin dan mengatur pemerintahan sangat menonjol.”

Muhammad Al Fatih sangat tegas terhadap musuh. Namun, lembut qolbunya bagai selembar sutra dalam menghadapi rakyat yang dipimpinnya. Kebiasaan Sultan Muhammad Al Fatih, unik. Beliau selalu berkeliling di malam hari, memeriksa kondisi teman dan rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk memastikan agar rakyat dan kawan-kawanya menegakkan shalat malam dan qiyamullail.

Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusuk, ditegakkan setiap malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari pasukan Muhammad Al Fatih. Sjarah mencatat Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun berhasil menggapai sukses besar, menerobos benteng Konstantinopel, setelah dikepung beberapa bulan maka takluklah Konstantinopel.

Suatu hari timbul soal ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu. “Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajin lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh……!!! Maha suci Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu. Luar biasa…..!!!!!!

Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rowatib?kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian lainya segera duduk. Artinya, pasuka islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelu shubuh dan shalat rowatib lainaya. Namun ada yang pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al Fatih.

Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya Muammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!!” apa yang terjadi…???? Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur. Semua yang hadir dengan cepat duduk!!”Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia???dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tak kosong semalampun.

Sejak abad kedelapan sahabat Rosululloh berusaha merebut benteng ini. Salah satunya Abu Ayyub Al Anshari namun gagal. Baru setelah enam abad kemudian benteng itu berhasil direbut dibawah pimpinan Muhammad Al Fatih.Karena jasanya inilah beliau diberi gelar Al Fatih (sang pembuka) yaitu membuka kota Byzantium yang dulunya adalah Konstantinopel. Beliau adalah seorang pemberani, ahli strategi militer, juga istiqomah dalam shalat tahajudnya.

Itulah sebuah kisah sejarah yang sungguh indah dalam bungkai ketakwaan kepada Allah SWT. Kisah Pedang Malam yang merupakan rahasia sukses dari seorang pribadi penggubah sejarah, bernama Muhammad Al Fatih, orang asia asal Turki, yang baru berusia 21 tahun. Shalat Tahajud merupakan modal yang sangat penting untuk membangun kekuatan ruhiyah dalam kesuksesan Al Fatih dikemudian hari. Sehingga islam jaya, berpendar-pendar cahayanya selama 500 tahun di bumi eropa sejak abad ke-15. Semuanya berasal dari Pedang Malam Al Fatih yang amat begitu luar biasa.

Maa syaaAllah, Luar biasa……Sultan Muhammad Al Fatih (Sang Pembuka)……!!!!

Sumber: http://dieni.blog.friendster.com/

Tambahan dari pengutip :

Keberadaan Muhammad Al-Fatih telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

KIAT AGAR DAPAT MELAKUKAN SHALAT TAHAJJUD

Ada beberapa kiat yang dapat membantu seseorang untuk bangun di malam hari guna melakukan shalat Tahajjud. Di antaranya adalah.

[1]. Mengetahui keutamaan shalat Tahajjud dan kedudukan orang yang melakukannya di sisi Allah Ta’ala serta segala apa yang disediakan baginya berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat, bagi mereka disediakan Surga.

Allah Ta’ala bersaksi terhadap mereka dengan kesempurnaan iman, dan tidak sama antara mereka dengan orang-orang yang tidak mengetahui. Shalat Tahajjud sebagai sebab masuk ke dalam Surga, ditinggikannya derajat di dalamnya, dan shalat Tahajjud merupakan sifat hamba-hamba Allah yang shalih serta kemuliaan bagi seorang Mukmin.

[2]. Mengetahui perangkap syaitan dan usahanya agar manusia tidak melakukan shalat malam.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai seorang laki-laki yang tidur hingga datang waktu fajar,

"Itulah seseorang yang syaitan telah kencing di telinganya -atau beliau bersabda- di kedua telinganya.” {Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1144, 3270) dan Muslim (no. 774), dari Shahabat Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu.}

‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma mengatakan, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda

"Wahai ‘Abdullah, jangan kamu menjadi seperti si fulan, dahulu ia biasa melakukan shalat malam, kemudian meninggalkannya” {Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1152) dan Muslim (no. 1159 (187)}

[3]. Memendekkan angan-angan dan banyak mengingat mati.

Hal ini dapat memberi semangat untuk beramal dan dapat menghilangkan rasa malas, berdasarkan hadits ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Jadilah engkau di dunia ini seperti orang yang asing atau orang yang sedang menyeberangi jalan.”

Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma mengatakan, “Apabila berada di pagi hari, janganlah engkau menunggu waktu sore. Dan apabila berada di sore hari, janganlah engkau menunggu waktu pagi. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan pergunakan waktu hidupmu sebelum datang kematianmu.” {Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6416), Ahmad (II/24, 132), at-Tirmidzi (no. 2333), Ibnu Majah (no. 4114), dan al-Baihaqi (III/369).}

[4]. Tidur di awal malam agar memperoleh kekuatan dan semangat yang dapat membantu untuk melakukan shalat Tahajjud dan shalat Shubuh.

Hal ini berdasarkan hadits Abu Barzah radhiyallaahu ‘anhu.

“Bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya’ dan berbincang-bincang setelahnya.” {Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 568) dan Muslim (no. 461), lafazh ini milik al-Bukhari.}

[5]. Mempergunakan kesehatan dan waktu luang (dengan melakukan amal shalih) agar pahala kebaikannya tetap ditulis pada saat ia sakit atau sedang safar.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

"Apabila seorang hamba sakit atau safar, ditulislah baginya pahala perbuatan yang biasa ia lakukan ketika mukim dan sehat.” {Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 2996), dari Shahabat Abu Musa al-Asy’ari radhiyallaahu ‘anhu}

Maka orang yang berakal hendaklah tidak terluput dari keutamaan yang agung ini. Hendaklah ia melakukan shalat Tahajjud ketika sedang sehat dan memiliki waktu luang serta melakukan berbagai amal shalih sehingga ditulislah pahala baginya apabila ia lemah atau sibuk dari melakukan amal kebaikan yang biasa ia lakukan.

[6]. Bersungguh-sungguh mengamalkan adab-adab sebelum tidur.

Yaitu, dengan tidur dalam keadaan suci, apabila masih mempunyai hadats hendaklah ia berwudhu’ dan shalat sunnah dua raka’at, membaca dzikir sebelum tidur, mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu ditiupkan serta dibacakan padanya surat al-Ikhlaash, al-Falaaq, dan an-Naas. Kemudian usaplah dengan kedua tangannya itu seluruh anggota badan yang dapat dijangkaunya (lakukan hal ini tiga kali). Jangan lupa juga membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, dan membaca do’a sebelum tidur. Dia juga harus melakukan berbagai sebab yang dapat membangunkannya untuk shalat, seperti meletakkan jam weker di dekat kepalanya atau dengan berpesan kepada keluarganya atau temannya atau tetangganya untuk membangunkannya.

[7]. Memperhatikan sejumlah sebab yang dapat membantu untuk melakukan shalat Tahajjud.

Yaitu, dengan tidak terlalu banyak makan, tidak membuat badannya lelah dengan melakukan pekerjaan yang tidak bermanfaat, bahkan seharusnya ia mengatur pekerjaannya yang bermanfaat, tidak meninggalkan tidur siang karena itu dapat membantu bangun di malam hari, dan menjauhi dosa dan maksiyat. Disebutkan dari Sufyan ats-Tsauri rahimahullaah beliau berkata, “Selama lima bulan aku terhalang untuk melakukan shalat malam karena dosa yang aku lakukan.” {Lihat kitab Qiyaamul Lail, Fadhluhu wa Aadaabuhu wal Asbaabul Mui’iinatu ‘alaihi fii Dhau-il Kitaabi was Sunnah (hal. 50-58).}

[Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut Ilmu”, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, Cetakan Pertama Rabi’uts Tsani 1428H/April 2007M]

Indahnya Qiyamul Lail

Qiyamul lail atau yang biasa disebut juga Sholat Tahajjud atau Sholat Malam adalah salah satu ibadah yang agung dan mulia , yang disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ibadah nafilah atau ibadah sunnah. Akan tetapi bila seorang hamba mengamalkannya dengan penuh kesungguhan, maka ia memiliki banyak keutamaan. Berat memang, karena memang tidak setiap muslim sanggup melakukannya.
Andaikan Anda tahu keutamaan dan keindahannya, tentu Anda akan berlomba-lomba untuk menggapainya. Benarkah ?

Ya, banyak nash dalam Alquran dan Assunnah yang menerangkan keutamaan ibadah ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama: Barangsiapa menunaikannya, berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: “Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79)

Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagai ibadah tathowwu’ (sunnah) bagi umat beliau.” ( lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam).” (Muttafaqun ‘alaih)

Kedua : Qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan calon penghuni surga.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat: 15-18).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam.” (HR Muslim No. 2478 dan 2479).
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.” (HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185).

Ketiga : Siapa yang menunaikan qiyamul lail itu, dia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di pagi hari dalam keadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholeh.

Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)

Keempat : Ketahuilah, di malam hari itu ada satu waktu dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah akan memberi sesuatu bagi orang yang meminta kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya bila ia memohon ampunan kepada-Nya.

Hal itu sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR Muslim No. 757). Dalam riwayat lain juga disebutkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26). Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu Katsir 3/54)


Kesungguhan Salafus Shalih untuk menegakkan Qiyamul lail

Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah (yakni Al-Qur’an yang beliau baca dalam sholat lailnya seperti dengungan lebah, karena beliau membaca dengan suara pelan tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada disekitarnya, ed.), sampai menjelang fajar menyingsing.

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?” Beliau menjawab: “Karena mereka suka berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan cahaya-Nya.”

Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini.”

Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan sholat berjamaah.”

Al-Imam Hasan Al-Bashri juga pernah menegaskan: “Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam.”(Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid)

Pembaca yang budiman, inilah beberapa keutamaan dan keindahan qiyamul lail. Sungguh, akan merasakan keindahannya bagi orang yang memang hatinya telah diberi taufik oleh Allah Ta’ala, dan tidak akan merasakan keindahannya bagi siapa pun yang dijauhkan dari taufik-Nya. Mudah-mudahan, kita semua termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang diberi keutamaan menunaikan qiyamul lail secara istiqamah. Wallahu waliyyut taufiq.


(Dikutip dari tulisan al Ustadz Abu Hamzah Yusuf. URL Sumber http://www.geocities.com/dmgto/mabhats201/qiyamulail.htm), dikutip ulang dari facebook/sholat tahajud's notes

Rabu, 22 April 2009

Libya Kekuatan Baru dari Afrika

Negeri Sahara. Begitulah Libya negara berpenduduk mayoritas Mus lim yang terbentang di sepanjang pantai timur laut Afrika itu kerap dijuluki. Sejarah peradaban Islam mencatat, negara yang dikenal dengan nama resmi Great Socialist People’s Libyan Arab Jamahiriya itu turut me me gang peranan penting dalam pe nye baran Islam di benua Afrika Utara.

Kini, melalui Jam’iyah Ad- Dakwah Al-Islamiyah Al-Alamiyah yang dimilikinyanegeri petrodolar yang terhampar di daratan seluas 1.759. 540 km persegi itumulai menjadi sebuah kekuatan baru Islam di ‘Benua Hitam’ Afrika. Negara multietnis yang terdiri atas bangsa Barbar, Arab, Yunani, Malta, Italia, Mesir, Pakistan, Turki, In dia, dan Tunisia itu terletak di se belah barat Tunisia dan Aljazair.

Di bagian timur, negeri yang tercatat se bagai salah satu wilayah ter tua yang dihuni peradaban manusia itu berbatasan dengan Mesir. Di ba gian selatan, negara yang kini dipim pin oleh Kolonel Muam mar Qaddafi sejak tahun 1969 itu bertetangga dengan Sudan dan Nigeria. Popu lasi pen duduk Libya yang dikaruniai lim pahan cadangan minyak itu mencapai 6.173. 579 jiwa97 persen beragama Islam.

Menurut bukti-bukti arkeologi, di wi - la yah Libya sekitar 8 milenium SM telah berkembang kebudayaan Neoli ti kum di kawasan pantai. Masyarakat Libya kuno sudah mulai mengembang kan pertanian. Sedangkan di wilayah selatan yang terdiri atas hamparan padang pasir, masyarakat Libya kuno memiliki mata pencaharian sebagai pemburu. Asal muasal keberadaan bangsa Barbar di daratan Libya hingga kini masih diselimuti misteri. Meski be gitu, bukti arkeologi dan lingusitik mengindikasikan suku Barbar berasal dari barat daya Asia. Mereka diduga hijrah ke daratan Afrika Utara pada milenium ke-3 SM. Sejarah mencatat, wilayah Libya selalu menarik perha ti - an beragam peradaban.

Tak heran, jika penguasa negeri itu selalu silih berganti dari zaman ke zaman. Sebelum abad ke-12 SM, wilayah ini sempat dikuasai orangorang Phoenik. Bangsa Yunani Kuno juga sempat menguasai wilayah itu sekitar abad ke- 7 SM. Selama 400 tahun lamanya, wilayah Libya, Tripoli, dan Cyrenaica, sempat menjadi bagian da ri kekuasaan bangsa Romawi. Pada masa itu, penduduk Libya diki - sahkan hidup dalam kemakmur an.

Ba - ngunan Leptis Magna nan me gah yang terletak 120 km dari Tripoli menjadi sak si kekuasaan Romawi di Libya. Sisasisa peninggalan Romawi itu menunjuk - kan adanya kehidupan metropolis yang sangat maju di permulaan abad masehi. Gedung teater, pasar, istana raja, ko lam pemandian, dan lapangan olah raga yang begitu megah menjadi saksi kehi dupan masyarakat kota bangsa Romawi di da - rat an Libya. Seiring ber kuasanya Roma - wi, pada awal abad ke-2 M agama Kris - ten mulai menyebar di wilayah Libya. Libya memasuki babak baru ketika ajar an Islam memasuki negeri Sahara itu pada 642 M. Di bawah komando Jenderal Muslim, Amar bin Ash, pa su - kan tentara Islam yang saat itu berada di era kepemimpinan Umar bin Khat tab berhasil menguasai Libyaka was an Cyrenaica dan membangun markas pertahanan di Barce.

Dua tahun kemudian, pasukan ten - tara Islam mampu menembus ke ku atan Bizantium dan akhirnya m e nguasai Tri - po litania. Jenderal perang tentara Mus - lim lainnya, Uqba bin Na fi, pada 663 M juga tercatat berhasil merebut wilayah Fezzan dari Kekai sar an Bizantium. Kekuasaan Romawi semakin menyusut ketika pada 670 M, tentara Muslim mengambil alih se jum lah provinsi di Afrika. Uqba lalu mendirikan kota Kairouan di wilayah Tunisia. Mulai abad ke-8 M, wilayah Libya, Tripolitania, dan Cyrenaicaberada dalam kekuasaan Dinasti Umayyah yang berpusat di Da - maskus.

Berkuasanya Islam di wilayah Libya menjadi berkah bagi penduduknya. Dinasti Umayyah mampu menyatukan kehi dupan politik dan agama di bawah payung kekhilafahan. Pemerintahan dijalankan dengan syariah (hukum Islam)berdasarkan Alquran dan Hadis. Kehidupan masyarakat Libya be gitu makmur dan tenteram di bawah kekuasaan kekhilafahan Islam. Sektor pertanian di kawasan pesisir dan per kotaan berkembang pesat. Orang-orang kota merasa nyaman dan aman ka rena mendapat jaminan untuk ber niaga dan berbisnis. Penduduk non-Muslim mendapatkan jaminan hak atas lahan yang mereka kuasai.

Di Cyrenaica, para pemimpin gereja me nyambut datangnya Islam, karena te lah membebaskan mereka dari penindasan Bizantium. Peradaban Islam pun mulai memba - ngun perkotaan di Afrika Utara. Keda - tangan pasukan tentara Islam di Afrika Utarakhususnya Libyabu kan untuk melakukan penjajahan, melainkan un - tuk melakukan dakwah dan penaklukan saja. Berbeda dengan invasi yang dila - ku kan Barat terhadap negara- negara Islam. Mereka m e ngu a sai, menindas, mengeksploitasi, dan menjajah ketika menaklukkan sebuah wilayah.

Ekspansi yang dilakukan peradaban Islam malah membawa kedamaian dan kemakmuran bagi wilayah yang ditaklukkan tentara Islam. Perlahan namun pasti, jumlah pemeluk Islam mulai berkembang di Libya. Apalagi, tentara Muslim yang datang ke wila yah itu melakukan asimilasi dengan penduduk asli, seperti melakukan pernikahan dengan wanita di wilayah Libya. Suku Barbar yang nomaden pun ber - bondong-bondong memeluk agama Islam. Setelah ke kuasaan Dinasti Umay yah berakhir, wila yah Libya ber ada dalam naungan Kekhilafahan Ab basiyah.

Kawasan Afrika Utara termasuk Lib yadipimpin seorang amir yang berada di bawah kendali kha lifah. Pada tahun 800, Khalifah Ha run Ar-Ra syid meng - angkat Ib ra him bin Aghlab, yang mendirikan dinasti di Kai - rouan, memerintah Afrika dan Tripo lita - nia sebagai negara bagian yang otonom. Amir Aghlabid memperbaiki sistem irigasi bekas Romawi. Peradaban Is lam pun membangun kawasan Libya hingga menjadi daerah yang makmur dan ka - ya-raya. Produksi pertanian pun melim - pah ruah. Dinasti Aghlabid berlombalomba dengan Kekaisaran Bizantium untuk menguasai Medi terania Tengah.

Dari wilayah itu pula, Dinasti Agh - labid mampu mengusai Siciliawila yah otonom di Italia Selatan, dan me - mainkan peranan aktif dalam kancah perpolitikan di Italia. Setelah tenggelamnya kekuasaan Dinasti Aghlabid, kawasan Libya sempat pula dikuasai Dinasti Fatimiyah. Libya pernah pula berada dalam kekuasaan Dinasti Mam - luk dan hingga akhirnya diambil alih Kekhilafahan Turki Usmani. Seiring waktu, Libya melalui Jam’iyah Ad-Dakwah Al-Islamiyah Al- Alamiyah sangat konsisten untuk menyebarkan ajar an Islam ke ber bagai penjuru dunia.

Lemba ga ini bah kan turut meno pang gerakan dakwah Is lami - yah di se luruh nega ra Afrika. Se cara rutin, lem baga dak - wah ini mem - persatukan umat Islam dengan meng undang para ulama dan intelektual Muslim dari berbagai penjuru dunia untuk menyusun agenda dakwah. Lembaga ini pun telah membangun sederet masjid agung di berbagai be lah an dunia. Bahkan secara rutin, lem - baga ini mengundang ulama dari Indonesia. Lem - baga dakwah ini pun mendanai pembangunan Masjid Qa dafi Center di Bogor, Jawa Barat.

Libya di Era Kekuasaan Turki Usmani
Di awal abad ke-16 M, kawasan Mediterania menjadi rebutan dua kekuatan dan peradaban; Spanyol Hapsburg dan Kekhilafahan Turki Usmani. Pada 1510 M, bangsa Spanyol menginvasi Libya. Mereka menguasai Tripoli dan menghancurkan ibu kota Libya itu. Spanyol pun sempat mendirikan basis pertahanan laut di Tripoli.

Meski begitu, Spanyol tak terlalu meng anggap penting Kota Tripoli. Raja Charles V pun memercayakan pengua - saan Tripoli kepada Ksatria St John Malta. Pasukan Turki Usmani dibawah komando Admiiral Sinan Pasha pada 1551 M berhasil mengusir para kesatria Kristen yang menguasai Tripoli. Sultan Turki Usmani lalu mengangkat kapten Draughut Pasha sebagai gubernur di Tripolitania. Draughut Pasha memperbaiki kota pantai yang sempat dihancurkan bangsa Spanyol.

Secara formal wilayah kekuasaan Turki Usmani di benua Afrika dibagi menjadi tiga wilayah, yakni Aljazair, Tunis, dan Tripoli (Libya). Setelah tahun 1565 M, wilayah Tripoli dipimpin oleh seorang Pasha yang diangkat langsung oleh Sultan. Setiap wilayah diperkuat oleh pasukan tentara khusus yang personelnya berasal dari suku Turki yang benar-be - nar telah bertekad untuk mengabdikan dirinya bagi mili ter. Pada akhir abad ke-17 M, jumlah penduduk Tripoli tercatat sekitar 30 ribu jiwa. Pada masa itu, Tripoli ma sih sebatas kota kabupaten bagi Kesultanan Turki Usmani.

Selama dikuasai Turki Usmani, wilayah Libya mengalami masa pasang surut. Kekuasaan Turki di Libya berakhir pada awal abad ke-20 M. Setelah melalui pertempuran yang sangat sengit, Libya akirnya jatuh dalam genggaman kekuasaan Italia pada 1912 M. Penjajah Italia lalu menyatukan Tripolitania dan Cyrenaica pada 1934 sebagai bagian dari Libya. Hingga kini, peninggalan Kekhilafahan Usmani berupa benteng pertahanan masih berdiri kokoh di Jalan Medan Al-Jazair Tripoli. Di sebelah kiri benteng itu juga berdiri sebuah pasar, yakni Pasar Turki. Pasar rakyat itu menjadi salah satu sentra perdagangan dan niaga masyarakat Libya di Tripoli.

Dari Gerakan Sufi hingga Revolusi 1 September
Selama Italia menjajah Libya, rakyat Libya terus melakukan perlawanan. Perlawanan terhadap penjajah dari Eropa itu digelorakan oleh kaum sufi yang tergabung dalam tarekat yang didirikan oleh Muhammad bin Ali as-Sanusi (1787-1859). Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya pada Oktober 1951, berdasarkan konstitusi Libya menyatakan kemerdekaannya dalam bentuk negara federal monarki yang dipimpin Raja Idrissebagai kepala negara.

Perjalanan pemerintahan monarki di bawah pimpinan Raja Idris itu akhirnya berakhir pada 1 September 1969. Sekelompok tentara muda yang terdiri atas 70 orang mengambil alih kekuasaan dari Raja Idris. Penggulingan kekuasaan itu digulirkan dari kota Benghazi. Kelompok militer muda ini dipimpin oleh 12 anggota direktorat yang menamakan dirinya Revolutionary Command Council (RCC).

Sejak itulah, pimpinan militer muda yang dipimpin Kolonel Mua mar Qaddafi mendeklarasikan kemerdekaan Libya yang ke - dua kalinya. Inilah kemerdekaan Libya sepenuhnya yang be bas dari pengaruh negara-negara Barat. Libya pun memproklamasi - kan berdirinya Great Socialist People’s Libyan Arab Jamahiriya. Qaddafi tampil sebagai pemimpin tertinggi di negara itu. Tahun ini, usia Libya di bawah kepemimpinan Qaddafi memasuki usia ke-39. Selain membangun bangsanya, Qaddafi pun menaruh perhatian penting terhadap aktivitas dakwah Islamiyah. Uniknya, negara ini menghitung tahun Islam dari saat wafatnya Rasulullah SAW, bukan dari saat hijrah. Aktivitas keislaman kini terus menggeliat di Libya. Sebuah harapan baru bagi kemajuan ajaran Islam.

Penulis : hri
REPUBLIKA - Kamis, 20 Nopember 2008

PEREMPUANKU

Kupeluk erat tubuhnya. Kuciumi kedua pipi dan dahinya. Kuberikan belaian kasih sayang di rambutnya yang terurai. Kupandangi raut wajahnya. Gurat-gurat kecantikan tampak tersirat. Juga gurat-gurat semangat dan gairah kehidupan. “Bi, jangan kerja dong” dia merajuk seperti yang lalu-lalu. Aku hanya tersenyum, dia tahu bahwa permintaan itu akan sulit dikabulkan. Dia sangat mengerti kesibukanku. Ada kesepian terpancar dari ucapan dan tatapan matanya. Kulihat isyarat sayang kepadaku, ge-er, insya Allah begitu. Pagi ini dia bertanya, kenapa mama tidak telepon ya? Keresahan akan keadaan keluarga terutama mama membuatnya berjuang membela kepentingan dan masa depan mereka. Bagaimana pun kerinduan akan mereka tetap terbuncah meskipun ada suami dan anak-anak yang menemani. Perjuangan itu diawali dengan keinginan mengkuliahkan adik-adiknya. Keinginan itu sekarang sudah terkabulkan, itu cukup membuat adik-adiknya menatap kehidupan yang lebih baik. Mama sebisa mungkin dia bahagiakan di masa tuanya. Itulah yang sekarang dia lakukan. Baginya, kebahagiaan bukan hanya terpenuhinya kebutuhan jasmani. Lebih dari itu, kebutuhan rohani adalah yang paling utama karena itulah yang akan menentukan kebahagiaan kehidupan abadi nanti.

Liku kehidupan yang pernah dialami membuatnya tegar. Kesulitan pemenuhan kebutuhan lahir dan bathin membuatnya bertekad untuk memperbaikinya sekarang. Hari ini ia istirahat dari ujian akhir semester yang harus dilaluinya. Belajar, itulah yang menjadi rumus utama sepanjang kehidupan mengaliri jiwa raganya. Kesempatan untuk bisa merasakan bangku kuliah baru satu semester dia nikmati. Keinginan yang sudah lama terpendam. Pernah dia kuliah satu tahun di PGTK. Itu juga dia peroleh setelah menikah denganku. Keinginan untuk memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anak membuat dirinya berjuang membela haknya untuk menjadi pintar. Ketika kesempatan kuliah di depan mata, tak disia-siakannya. Usianya tidak lagi muda untuk mengejar pendidikan S1, 30 tahun. Memang banyak teman-teman seumurannya yang juga baru mengecap pendidikan S1 setelah mereka bekerja, namun kadang membuatnya agak minder dan bertanya, masih pantaskah aku kuliah, mampukah aku mengejar ketertinggalanku? Aku berusaha meyakinkan dirinya untuk terus berjuang mengejar cita-citanya untuk menjadi supermom yang mampu melahirkan cendekiawan-cendekiawan baru di ranah ilmu pengetahuan seperti ust. Didin Hafidhuddin, Syaikh Yusuf Qardhawi atau imam empat madzhab, atau pionir-pionir ilmu pengetahuan lainnya. Dia selalu berfikir, bagaimana mungkin akan lahir manusia-manusia sekaliber itu dari rumah kalau ibunya tidak pintar. Dia sering membaca bagaimana ibu-ibu para mujahid itu melahirkan dan mendidik mereka. Keinginan dia untuk membawa kami sekolah di kota-kota peradaban dunia Islam membuatnya berjuang mempelajari islam secara utuh. Kajian-kajian yang diikuti di masjid dan majlis-majlis taklim, belajar bahasa arab intensif, membuatnya semakin bersemangat untuk belajar di fakultas Ahwal Syakhsiyyah (Syari’ah) di salah satu universitas swasta di kota kami. Kecerdasannya membuat adaptasi pergaulannya begitu mudah. Semua kalangan bisa dia masuki dengan mudah. Aku teringat ketika kami menunaikan ibadah haji. Rombongan kami berasal dari kalangan yang berbeda. Ada yang kaya dan miskin, ada juga yang berpendidikan tinggi dan tidak. Namun itu tidak membuatnya bingung bergaul. Semua kalangan itu bisa dia masuki dengan mudah. Dia bisa bercanda dengan anak muda atau orang tua, dengan orang kaya atau orang miskin, dengan lulusan sarjana atau yang tidak sekolah. Dia tidak merasa minder atau tinggi hati. Semua dia pergauli dengan seimbang. Dinding strata social tidak berlaku ketika dia bergaul.

Namun, hidup tetaplah hidup, ada pro dan kontra, ada dukungan dan pertentangan, ada kebajikan dan keburukan, sunatullah yang tidak bisa dielakkan. Namun ada kemudahan dibalik kesukaran, ada turunan setelah tanjakan, ada hikmah dibalik peristiwa.

Pengalaman hidup yang pernah dialami membuatnya begitu tercambuk untuk memperbaiki penampilan dalam kehidupannya. Ketika wanita-wanita seusianya telah menikmati kehidupan hasil jerih payahnya di masa lalu, dia baru bersusah payah untuk mencari kehidupannya. Ketika wanita seusianya hanya berfikir tentang keluarga, maka dia membagi fikiran itu untuk dirinya juga. Masih terlalu banyak cita-cita yang ingin diraihnya. Masih terlalu banyak asa yang didambakannya. Obsesi utamanya adalah mengantarkan anak-anaknya menjadi mujahid dan pencari syahid di jalan Allah SWT.

Ketika agresi Israel berlangsung atas gaza, maka dia berlinang air mata menyaksikan itu semua. Aksi penentangan atas agresi itu pun diikuti dengan harapan do’anya dikabulkan oleh Allah SWT. Ketika itu pula pengetahuan tentang yahudi di perdalamnya. Dengan itu pula terkuak sedikit demi sedikit tentang HAMAS. Pembinaan yang mengedepankan hafalan al-Qur’an memotivasinya untuk mulai ikut menghafal dan mengingatkan anak-anaknya untuk itu.

Dialah perempuanku, mar’ah shalihahku. Setiap detak jantung dan ayunan langkahnya adalah perjuangan dalam meraih cita-cita kehidupan.

Aku hanya bisa berdo’a “semoga Allah memudahkan langkahnya, meringankan perjuangannya dan menepikan harapannya pada cita-cita sehingga akan lahir mujahid-mujahid tangguh dan akan hadir semerbak syahid dari rumah mungil kami, amin”

Wallahu ‘alam bishshowwab

Minggu, 19 April 2009

Meraih kebahagiaan

Empat perkara menggapai kebahagiaan :
1. Menjaga amanah.
Kita diharuskan menghindari ahli ibadah yang bodoh dan orang alim yang maksiat. Kualitas ibadah orang alim dan maksiatnya berkualitas lebih baik dari orang bodoh. Pribadi yang tidak amanah dalam al-Qur'an diumpamakan seperti : monyet, babi, dan keledai.
2. Jujur dalam berucap.
Shiddiq bisa berarti jujur, benar dan setia. Semua pengertian tersebut ada dalam diri abu bakar sehingga bergelar ash-shiddiiq.
3. Akhlak yang baik pada penampilan
4. Menjaga kesucian dari makanan
Dari makanan yang diharamkan (termasuk dalam golongan orang awam, dari yang syubhat (golongan mutaqorribin, orang-orang yang dekat dengan Allah) dan dari yang mubah (termasuk dalam golongan kekasih Allah, wali)

Tanda-tanda mendapat cinta dari Allah SWT :
1. Dijauhkan dari godaan dunia
2. Diberikan pemahaman dengan agamanya
3. Diberikan kesabaran akan ujian, maksiat dan ketakwaan serta istiqomah.

Kutipan ayat :
QS. Ali-Imron : 32, Al-Baqoroh : 155 dan QS. Al-Insyirah :5-6

Senin, 30 Maret 2009

Doa 8 tahun pernikahan

Bismillahirrohmanirrahim

Hamdan na'imiin, hamdan syaakiriin
Allahummasholli 'ala Muhammad, wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'iin

ya Allah, tak terasa 8 tahun sudah kami membangun rumah tangga ini,
Kau anugerahi dan amanahi kami tiga orang mujahid yang lucu, cerdas, sehat dan menggemaskan

terimalah syukur kami atas anugerah kehidupan ini
ampunilah kami atas kesalahan yang kami lakukan dalam menyikapi kehidupan ini

jadikanlah hati kami seluas samudera dalam menerima nikmat dan ujian kehidupan
ya Allah nikmatmu bagaikan air dalam samudera luas bahkan lebih dari itu sehingga sudah sewajarnya kami mengkhusyukan diri dalam ketaatan kepadaMu
sedangkan ujianmu hanyalah sedikit sehingga tidak pantas kami berkeluh kesah atas ujian yang Kau berikan kepada kami

irama kehidupan yang mengalun dari celotehan anak-anak kami adalah nikmat
tangisan manja mereka juga nikmat, juga kemarahan mereka, semua adalah nikmat yang seharusnya kami syukuri

jalinan kasih yang telah kami rajut adalah dalam rangka membangun kehidupan yang Engkau perintahkan, maka kami berusaha untuk menjadikan wahyuMu sebagai panduan dan utusanMu sebagai tauladan

ya Allah, kami adalah makhluk lemah dan bodoh, maka bimbinglah kami dalam membina rumah tangga ini,

wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkan hati kami dalam agamaMu

jadikanlah rumah kami sebagai cahaya penerang kemuliaan bagi tetangga kami, bagi orang-orang di sekitar kami, juga bagi manusia pada umumnya

jadikanlah rumah kami sebagai tempat melahirkan generasi-generasi baru ilmu pengetahuan, generasi baru penegak risalahMu seperti yang engkau berikan kepada keluarga ulama-ulama salafushshalih terdahulu

limpahkanlah kepada kami cahaya keimanan, keislaman, cahaya pengetahuan dan segala macam cahaya kebaikan

ya Allah, sesungguhnya Engkau maha mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan kecintaan kepadaMu, bertemu untuk taat kepadaMu, bersatu dalam dakwahMu, dan berjanji setia untuk membela syari'atMu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah, kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahayaMu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakkal kepadaMu, hidupkanlah dengan ma'rifahMu, dan matikanlah dalam syahid di jalanMu. sesungguhnya Engkau sebaik-baik penolong dan sebaik-baik pelindung.

ya Allah, mungkin esok hari kami tidak akan menikmati mentari atau sejuknya udara karena panggilanMu, maka bimbinglah kami untuk melewati setiap detik dan desah nafas kehidupan dalam ketaatan kepadaMu, jadikanlah setiap langkah dan tingkah kami adalah kebaikan yang kelak akan menjadi tabungan kami di yaumil akhir

ya Allah, saat ini kami ingin sekali merasakan nikmatnya menjadi penghafal al-Qur'an, merasakan nikmatnya keimanan dan kekhusyukan dalam taat kepadaMu, sekali lagi bimbinglah kami untuk mendapatkannya

juga ya Allah, kami ingin sekali merasakan kehidupan di tempat rasulMu membangun peradaban yang penuh dengan cahaya kemuliaan, Mekah yang mulia dan Madinah yang penuh cahaya, kabulkanlah keinginan itu ya Allah...

mungkin terlalu banyak keinginan kami namun amal kami tidak mencukupi untuk mendapatkannya, tapi kami yakin Engkau maha pengasih, maha penyayang, maha pemurah, maha pengabul permintaan hamba-hamba sehingga kami juga yakin tidak akan pernah bosan mendengar doa-doa kami dan juga tidak akan pernah melewatkan kecuali dengan mengabulkannya.

ya Allah, jadikanlah sisa hidup kami adalah sisa hidup yang bermanfaat bagi orang lain, amal kami adalah amal yang penuh keikhlasan

ya Allah berikanlah kesehatan dan kebahagiaan hidup kepada ibu-ibu kami, ma haji dan umi haji, berikanlah kenikmatan kubur dan tempat istirahat yang lapang kepada bapak-bapak kami, bapak Halim Badrudin dan papa Anwar Basrides.

mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut dan husnul khatimah di akhir kehidupan dunia kami.

Rabbighfirlana waliwalidaina warhamhum kama rabbayana shigoro

Rabbana hablana min azwajinaa wa dzurriyatinaa kurrota 'ayun waj'alna lilmuttaqiina imaama

Rabbana aatinan fiddunia hasanah wa fil akhiraati hasanah wa qinaa 'adzabannaar wadkhilnal jannata ma'al abror yaa 'aziiz ya ghoffaar ya rabbal 'alamiin

walhamdulillahi rabbil 'alamiin